Nabi Ibrahim menyampaikan kepada anaknya,
إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
“Sungguh aku telah bermimpi bahawa aku menyembelih kamu (Ismail), – Aku diperintahkan agar aku menyembelih kamu, wahai Ismail. – Bagaimana menurutkanmu Ismail? Bapa gelisah karena mimpi ini.” Ternyata jawapan dari anaknya di luar dugaan. Ia tidak mengatakan, “Jangan!”, “Tidak mau. Saya tidak mau disembelih.” misalnya. Ternyata jawapan dari Ismail,
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِين
“Wahai Bapaku, lakukan saja. Aku insya Allah termasuk orang-orang yang siap dengan sabar menghadapi perintah Allah ini.”
“Jadi pendapatmu seperti itu?”
“Ya, itu adalah perintah dari Allah. Lakukan saja, jangan ragu-ragu. Aku Insya Allah termasuk orang-orang yang sabar dalam menghadapi ujian seperti ini."
Nabi Ibrahim, mendapat dukungan terhadap mimpinya itu. Saat itu Nabi Ibrahim hanya mampu berkata,
“Ya baik.Saya siapkan pisau yang tajam.” Pisau itu diasahnya bolak-balik sampai tajam dengan semata-mata ingin mendapatkan ridha Allah. Anak pun tega untuk dipotong demi mendapatkan ridha Allah Swt. Jika Nabi Ibrahim a.s sanggup mengorbankan satu-satunya anak yang tersayang,Nabi Ismail pula sanggup mengorbankan nyawanya yang tak ternilai kerana taat menunaikan perintah Allah dan cintanya kepadaNya,maka dimana bukti cinta seseorang yang mengaku beriman terhadap Rabbnya.Ternyata Ibadah qurban merupakan salah satu syariat yang diturunkan Allah bagi membuktikan kecintaan hamba kepada penciptaNya.
Antara hikmah pensyariatan ibadah Qurban adalah:
1.Mendekatkan diri atau taqarrub kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah dilimpahkan-Nya yang jumlahnya demikian banyak, sehingga tak seorang pun dapat menghitungnya
(QS Ibrahim, 14:34)
2. Menghidupkan sunnah para nabi terdahulu, khususnya sunnah Nabi Ibrahim
3. Menghidupkan makna takbir di Hari Raya Idul Adha, dari tanggal 10 hingga 13 Dzul-Hijjah, yakni Hari Nasar (penyembelihan) dan hari-hari tasyriq
4. Berdimensi sosial kemasyarakatan yang sangat dalam.
Hal itu terlihat ketika pelaksanaan pemotongan haiwan yang akan dikorbankan, para mustahik yang akan menerima daging-daging kurban itu berkumpul. Mereka satu sama lainya meluapkan rasa gembira dan sukacita yang dalam. Menyembelih binatang qurban hanya boleh dilakukan setelah selesai solat Hari Raya.Tidak dihukum sebagai ibadah korban bagi sesiapa yang menyembelih sebelum selesainya solat Aidil Adha.Rasulullah saw bersabda,
“Baginda bertanya apakah (disembelih) sebelum solat? Ia menjawab: Ya! Baginda bersabda : Itu adalah daging kambing (sedekah) yang bukan kambing korban."
Bersempena dengan Hari Raya Aidil Adha yang akan tiba tidak lama lagi,semoga kita sama-sama mengambil hikmah daripada pensyariatan ibadah ini.Semoga sirah para nabi ini dijadikan contoh teladan pada kita semua sebagai seorang mahasiswa muslim.
oleh:
Aktivis PEMBINA UKM
UKM